Tiga frase di atas sudah seharusnya didengar dan diketahui oleh aparatur pemerintahan di kota samarinda..karena pemahaman tiga frase di atas menunjukkan sejauh mana pengetahuan dan keberpihakan para aparatur terhadap upaya-upaya perbaikan lingkungan.....Samarinda sebuah kota di di muara sungai karang mumus...dimana masyarakatnya sebagian besar menikmati air aliran sungai karang mumus......sudahkah pernah anda ketahui bahwa ada lebih 10 ton perbulan pestisida dan kimia berbahaya laiinya masuk di tangkupan das karang mumus.....marilah sekarang kita memberikan contoh, berbagi ide dan saling belajar bertani organik.....kalau tidak sekarang...kapan lagi...??
Rabu, 26 Desember 2007
Petani organik samarinda , pertanian organik , dan sayuran organik
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Rabu, Desember 26, 2007
0
komentar
Label: Opini
Selasa, 25 Desember 2007
Membuat Pupuk Cair Sabut Kelapa Ala Ali Mugni
Haji Ali Mugni (65) sadar lahan sawah yang terus-menerus ditanami akan kehilangan unsur hara. Pupuk bisa membantu menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Sayangnya pupuk kimia, yang banyak digunakan terus-menerus, malah membuat tanah menjadi keras dan petani terus tergantung pupuk kimia. Ia mencoba terobosan baru yaitu membuat pupuk cair pengganti pupuk kimia KCl buatan pabrik. Hasilnya cukup memuaskan.
Berbekal pengetahuan yang didapat dari berbagai pelatihan, Mugni, petani dari Desa Laban, Kecamatan Pedes, Karawang, mencoba menanam padi tanpa tanpa pupuk kimia. Mugni membuat pupuk cair spesial menggunakan sabut kelapa sebagai ganti pupuk KCl. Di benak Beliau, pupuk cair dari sabut kelapa ini kalau berhasil bisa mengurangi biaya, mengembalikan kesuburan tanah, dan mengurangi ketergantungannya pada pupuk pabrik.
Berikut ini cara membuat pupuk cair sabut kelapa ala Ali Mugni:
Bahan dan alat
-Sabut kelapa sebanyak 25 kg
-Satu drum bekas atau bisa juga wadah serupa lainnya
-Air sebanyak 40 liter
Cara pembuatan
1. Sabut kelapa yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam drum bekas
2. Tuangkan air ke dalam drum hingga separuh terisi
3. Drum rendaman sabut kalapa harus ditutup rapat, agar tidak kemasukan air hujan atau sinar matahari langsung
4. Diamkan rendaman itu kurang lebih 15 hari
5. Jika air rendaman sudah berubah warna menjadi kuning kehitaman, berarti pupuk cair dari sabut kelapa sudah jadi dan siap digunakan
Aplikasi
1. Pupuk cair diberikan dua kali dalam satu musim tanam
2. Pertama sebagai pupuk dasar sebelum lahan ditanami atau pada fase pengolahan tanah
3. Kedua pupuk diberikan setelah padi memasuki masa primordia (awal tumbuh), dengan cara pupuk tanpa tambahan air disemprotkan pada batang padi.
Menurut Ali Mugni hasil panenan dari lahan yang menggunakan pupuk cair sabut kelapa sama dengan lahan yang menggunakan pupuk kimia KCl buatan pabrik. Keuntungan lahan menggunakan pupuk cair sabut kelapa, biaya produksi lebih sedikit karena tidak perlu keluar uang membeli pupuk KCl.
(Tulisan Harry Suryadi berSumber dari buku: “Angin di Hamparan Karawang,” oleh Ratam S, Solihin T, A Agus, Eno Mayono, dan Hery Prasetiyo, diterbitkan oleh Forum Petani Karawang dan Nastari)
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Selasa, Desember 25, 2007
4
komentar
Label: Pupuk Organik
Sabtu, 22 Desember 2007
Memanfaatkan kotoran kelinci untuk membuat pupuk cair organik
Kotoran kelinci berfungsi sebagai pemercepat proses pembuatan pupuk cair organik. Demikian disampaikan Rohaji kepada para peserta “Pelatihan Pupuk Kotoran Kelinci” di Kampoeng Organik 2004, Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta tanggal 25 September 2004.
Berikut ini langkah-langkah pembuatan pupuk cair dengan bantuan kotoran kelinci:
Siapkan wadah dengan kedalaman 10 cm. Masukkan serbuk gergaji (serbuk pohon kelapa) secukupnya ke dalam wadah. Lalu kelinci dimasukkan ke dalam wadah itu. Supaya kelinci tidak keluar wadah itu diletakkan di tempat yang tinggi. Kotoran dan kencing kelinci akan langsung bercampur dengan serbuk gergaji.
Biasanya setelah 3-4 hari, jika tumbuh jamur di serbuk gergaji, berarti serbuk gergaji sudah jenuh dengan kotoran. Jamur yang tumbuh itu untuk makanan bakteri.
Selanjutnya, serbuk gergaji dipindahkan ke ember dan masukkan air panas sampai seluruh serbuk gergaji terendam. Biarkan campuran basah itu selama dua malam.
Setelah itu bahan serbuk gergaji disaring. Cairan hasil saringan agar terfermentasi diaduk-aduk agar semua bagian mendapatkan udara (teraerasi). Jika timbul bintik-bintik putih (jamur), air hasil saringan harus diaduk lagi.
Munculnya bintik-bintik putih menjadi petanda senyawa organik dalam cairan belum terurai. Ulangi lagi pengadukan sampai bintik putih menghilang selama kurang lebih 21 hari.
Setelah stabil, cairan itu menjadi pupuk cair organik yang bisa bertahan lama karena mengandung bakteri yang mempunyai sistem pertahanan diri.
Pupuk cair bisa disemprotkan pada daun untuk mempercepat proses asimilasi daun atau disemprotkan pada tanah. Komposisi penggunaannya yaitu empat mililiter pupuk cair dicampur dengan satu liter air.
Ampas sisa penyaringan dapat digunakan sebagai media hidup cacing tanah. Setelah ampas itu akan dimakan cacing, hasilnya adalah kascing (kotoran cacing) yang berupa tanah. Tanah kotoran cacing itu bisa dimanfaatkan sebagai media pembibitan dalam wadah gelas bekas air dalam kemasan atau wadah lainnya.(Ani Parwati /Berita BumI)
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Sabtu, Desember 22, 2007
0
komentar
Label: Pupuk Organik
Cara Membuat Pestisida Organik
Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.
Bahan dan Alat:
2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.
(Petani Desa,Feb 2007)
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Sabtu, Desember 22, 2007
0
komentar
Label: Pestisida Organik
Cara Membuat Pupuk Organik Cair
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau. (Petani Desa Feb 2007)
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Sabtu, Desember 22, 2007
1 komentar
Label: Pupuk Organik
Cara Membuat Pupuk Organik
Bahan dan Komposisi:
200 kg hijau daun atau sampah dapur.
10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
(Petani Desa Februari 2003)
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Sabtu, Desember 22, 2007
5
komentar
Label: Pupuk Organik
Minggu, 16 Desember 2007
Wisata Agro bersama kami....
Bila anda sudah jenuh dengan kehidupan kota atau ingin melepas penat setelah seminggu berjibaku dengan kesibukan kota... atau bila anda ingin mengajak putra-putri anda untuk lebih mengenal kehidupan petani...bercocok tanam...serta menikmati alam pertanian....tidak ada salahnya anda ikut dengan fasilitas kami.....saat yang tepat dapat pagi hari atau sore hari.....anda boleh merupakan keluarga...kelas pelajar...atau kelompok kantor....ketika anda tiba...kami akan menjamu dengan secangkir rosella..salah satu teh kesehatan dari bunga rosella dengan vitamin c yang tinggi...selanjutnya kami akan menjelaskan rute dari wisata agro yang akan kita lakukan...kita akan memasuki sebuah perkampungan petani...dan melihat padi sawah berbagai aneka sayuran sawi..bayam...kangkung cabut...timun...lombok dan terong dan bila anda ingin dapat pula melihat kebun organik anggota kami.......
Hanya dengan membayar Rp 100 Ribu per kelompok (maksimum 10 orang) anda telah mendapat seorang petani pemandu dan secangkir teh hangat rosella......bila anda ingin makan siang di rumah penduduk...anda dapat membooking sebelumnya dengan menambah Rp. 20 ribu perorang.....untuk lebih lengkapnya anda dapat menghubungi kami hp.085247638400...
Nb: Iuran 100 rb digunakan untuk petani pemandu Rp. 50 rb ...teh rosella Rp. 3 rb dan sisanya untuk kas Taruna Tani Syifa Herbal....uang makan siang 90 % untuk tuan rumah dan sisanya untuk kas
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Minggu, Desember 16, 2007
0
komentar
Label: Program Kerja
Petani Samarinda Bangkitlah.....!!!
sekitar 15 ton per hari aneka sayuran dan buah-buahan dari lempake mengalir ke kota samarinda.... hal ini menyuplai hampir separuh pasokan yang masuk kekota samarinda...bayam..kangkung cabut...jeruk...pepaya dan lain-lain.....petani-petani Lempake telah membantu pemerintah kota secara langsung dan tanpa perlu di modali oleh pemerintah mereka mengangkut hasil pertaniannya ke samarinda....bayangkan dengan petani vietnam yang berasnya di beli dan transportasinya ditanggung pemerintah indonesia...betapa enaknya menjadi petani di vietnam......Lantas apa balasannya ke petani lempake??? balasannya adalah dengan mengucurkan pinjaman-pinjaman berbunga...bukan nilai bunganya yang ditolak...tetapi sungguh tidak adil atas nama bantuan lantas membenarkan menghisap bunga-bunga dari pinjaman....setetes keringat petani begitu tak bernilai..... Kini wahai petani Lempake...saatnyalah mengorganisir diri....mengikat jalinan persaudaraan....membangun kekuatan dengan petani di daerah lain....saatnya kita merebut kebebasan buat petani....saatnya kita meraih kesejahteraan yang telah dirampas oleh para penghisap bunga.....
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Minggu, Desember 16, 2007
0
komentar
Label: Kampanye
Jumat, 14 Desember 2007
Qurban dan kami
Setiap tahun diseluruh masjid-masjid Lempake tidak ada yang pernah sepi dengan penyembelihan hewan qurban....baik sapi maupun kambing......ditengah pakan yang berlimpah dan para petani yang banyak memerlukan pupuk kandang di Lempake.....tiap tahun hanya berpartisipasi dalam membeli,memotong ataupun makan hewan-hewan kurban..........nilai transaksi qurban di lempake mencapai kisaran setengah milyar......lantas apa yang salah dengan kami....padahal begitu banyak program-program pemerintah yang masuk....tetapi mengapa tiap tahun selalu membeli dari luar lempake....sekaranglah saatnya kita mengetuk hati dinas peternakan kota samarinda maupun propinsi Kaltim untuk memberikan indukan ke kami......kami tidak butuh kucing yang siap dikonteskan....kami tidak butuh kelinci anggora untuk hiasan....tetapi kami perlu kambing, sapi yang akan siap dipotong tiap hari.....kami hanya butuh kamping satu sapi yang kotorannya bisa kami buat pupuk.......kami hanya butuh sapi dan kambing yang kotorannya bisa kami buat kompor biogas instant.......kami butuh kambing dan sapi agar bisa menjadi sasaran omelan kami atas kekorupan oknum-oknum aparat dan para rentenir yang menghisap darah kami tiap pagi, malam dan petang.........
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Jumat, Desember 14, 2007
0
komentar
Label: Opini
Rabu, 12 Desember 2007
Dua Orang Taruna Tani Syifa Herbal mengikuti pertemuan bisnis
Kamis(13/12/07) atas undangan Dinas Propinsi Kalimantan Timur maka Taruna Tani Syifa Herbal mengutus dua orang anggotanya Muh. Arifin dan Paikan untuk mengikutinya....acara itu sendiri bertempat di ruang pertemuan dinas pertanian tanaman pangan Propinsi Kalimantan Timur...acar pertama penjelasan tentang labeling produk pertanian yang disampaikan oleh Balai POM serta aturan SIUP oleh Disperindag Propinsi Kaltim. Acara kedua pertemuan antara petani dan Matahari Supermarket dan Nurfaidah distributor....Yang menarik dari hal ini adalah pihak matahari supermarket menerima produk petani yang sesuai standard dan dilakukan pembayaran dengan kredit dan harus membayar 1,5 juta untuk tiap produk....alamak......
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Rabu, Desember 12, 2007
0
komentar
Label: Partisipasi si Kegiatan lain
Senin, 10 Desember 2007
Musim Tanam Telah Tiba
Musim Tanam padi telah tiba...di daerah lempake kota samarinda...para petani telah selesai menyiapkan lahannya....ada yang pakai cangkul dan ada yang pake traktor......yang menanam tidak saja laki-laki dan perempuan......kalau anda melewati jalan poros lempake anda akan melihat sawah-sawah yang telah ditanami padi....kini saatnya para petani istirahat mulai beralih menanam sayuran dan palawija...sambil sesekali melihat kondisi padi apakah terserang hama atau tidak.....kalau anda ingin beras baru...datanglah ke lempake 100 hari lagi dari sekarang......hanya 15 menit dari kota samarinda.....atau kalau anda ingin menikmati nasi baru sambil merasakan ikan segar.....anda dapat membeli beras dipetani dan membawanya ke tepian waduk benanga....memasak dengan nesting sambil memancing....anda akan bisa mendapatkan ikan sepat, pepuyuh atau haruan...bahkan anda bisa mendapat ikan nila....sembari menunggu nasi matang bakarlah ikan dengan ranting-ranting....setelah ita rasakanlah nikmatnya ikan bakar dan nasi baru.......
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Senin, Desember 10, 2007
1 komentar
Label: berita
Minggu, 09 Desember 2007
200 Pekerja Informal siap bergabung dengan Taruna Tani Syifa Herbal...
Sekitar 200 an pekerja informal baik petani..pedagang sayur..pemulung...penjual bakso dll...kemarin secara bergantian mendatangi anggota taruna tani syifa herbal terdekat yang ada dikampungnya......mereka menyatakan siap bergabung dengan taruna tani syifa herbal untuk menolak segala bentuk bunga yang terkait dengan bantuan....dari perbincangan yang penuh semangat dan berbagai pembuatan alur sebab akibat maka beberapa kesimpulan bahwa bantuan-bantuan itu terkait dengan para promotor korup di berbagai belahan dunia.....bantuan KUT muaranya adalah pemroduksi pestisida monsanto.....P2kp muaranya adalah bank dunia...yang telah tutup mata terhadap koruptor dan selalu mengucurkan utang untuk dikorupsi.... beberapa pekerja informal berbisik " saya gak pernah liat orang berduyun-duyun dengan sukarela menyampaikan aspirasinya kecuali saat ini.." Apakah ini yang disebut awal Desa mengepung kota?
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Minggu, Desember 09, 2007
0
komentar
Label: berita
Jumat, 07 Desember 2007
50 % anggota Syifa Herbal menjadi utusan RT
Luar biasa... 50 % anggota taruna tani syifa herbal mejadi utusan RT dari Rt nya masing-masing...Di pertengahan minggu kemarin (5/12) telah diadakan pertemuan rembug warga kelurahan Lempake yang salah satunya agendanya adalah pembentukan Badan Keswadayaan masyarakat (BKM) ..para pesertanya adalah para utusan RT yang dipilih secara demoratis di RT nya. Salah satu persyaratan utusan adalah dianggap jujur dan dapat dipercaya. ...merupakan suatu kebanggaan tersendiri ternyata karakter dan pribadi angggota Syifa Herbal diapresiasi masyarakat........Ternyata tanpa di atur dan tanpa diketahui oleh masing2 anggota taruna tani ternyata mereka bertemu di balai pertemuan...dari bincang-bincang mereka memberikan suara kepada ketua Taruna Tani Syifa Herbal untuk menjadi pimpinan BKM, salah satu misinya adalah mereka ingin memperjuangkan nasib petani miskin dan membebaskannya dari segala bentuk riba/bunga yang nantinya akan dikelola BKM...dan tak ayal lagi ketua Taruna Tani Syifa Herbal menang telak dengan nilai tertinggi ketika pemilihan....Dari diskusi akhir dengan teman-teman taruna tani apabila BKM masih tetap dan dipaksa P2kp untuk menerapkan sistem bunga maka ketua Taruna Tani Syifa Herbal akan hengkang dari BKM dan anggota taruna tani siap memperluas basis-basis Taruna Tani Syifa Herbal dan memperkuat sistem bagi hasil dan pembebasan bunga kaum miskin............
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Jumat, Desember 07, 2007
1 komentar
Label: Partisipasi si Kegiatan lain
Senin, 03 Desember 2007
Parijo
Bapak berusia 34 tahun ini sehari-hari bekerja memasarkan hasil pertanian disamping menanam bayam dan timun secara konvensional....saat ini menjabat sebagai bendahara taruna tani Syifa Herbal Lempake Samarinda.......salah satu tekadnya adalah bagaiman membangun sebuah komunitas yang secara bersama-sama saling membantu keluar dari kemiskinan.....membantu adalah sesuatu yang tanpa pamrih dan tanpa bunga.......
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Senin, Desember 03, 2007
0
komentar
Label: Profil Anggota
Minggu, 02 Desember 2007
Turiman
Pemuda berusia 36 tahun ini adalah anggota Taruna Tani Syifa Herbal. Sehari hari membuat pembibitan kates
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Minggu, Desember 02, 2007
0
komentar
Label: Profil Anggota
Pedoman Umum Budidaya Pertanian Organik
Lahan
Pada dasarnya semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan PO. Yang terbaik adalah lahan pertanian yang berasal dari praktek pertanian tradisional atau hutan alam yang tidak pernah mendapatkan asupan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida).
Namun, bila lahan yang digunakan berasal dari lahan bekas budidaya pertanian konvensional (menggunakan pupuk dan pestisida kimia), lebih dahulu perlu dilakukan konversi lahan. Konversi lahan adalah upaya yang bertujuan untuk meminimalkan kandungan sisa-sisa bahan kimia yang terdapat dalam tanah dan memulihkan unsur fauna dan mikroorganisme tanah. Lamanya konversi tergantung dari intensitas pemakaian input kimiawi dan jenis tanaman sebelumnya (sayuran, padi atau tanaman keras).
Masa konversi dapat diperpanjang/diperpendek tergantung pada sejarah lahan tersebut. Bila masa konversi telah lewat, lahan tersebut merupakan lahan organik. Bila kurang dari itu, maka lahan tersebut masih merupakan lahan konversi menuju organik.
Benih
Benih yang digunakan untuk budidaya PO adalah benih yang tidak mendapatkan perlakuan rekayasa genetika. Petani sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih hibrida yang telah beradaptasi dengan alam sekitar.
Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah memperolehnya dan murah harganya, bahkan petani bisa membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal usul yang jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar. Dengan memakai benih sendiri, petani juga tidak tergantung pada pihak luar.
Persiapan tanam
Lahan yang digunakan untuk produksi PO sedapat mungkin dijaga kestabilannya tanpa harus mengacaukan, yaitu berpedoman pada metode sedikit olah tanah (minimum tillage).
Tanam
Prinsip yang diterapkan dalam praktek penanaman PO selalu mencerminkan adanya tumpangsari agar tercipta keanekaragaman tanaman (varietas). Perencanaan dan teknik penanaman perlu disesuaikan dengan sifat tanaman, prinsip-prinsip pergiliran tanaman dan kondisi cuaca setempat.
Pemeliharaan Tanaman
Setiap tanaman memiliki sifat karakteristik tertentu, maka pemeliharaan tanaman ditentukan oleh sifat karakteristik tersebut. Dengan mengenali karakteristik tanaman petani dapat dengan mudah melakukan pemeliharaan yang sesuai, sehingga tujuan pemeliharaan tercapai yaitu "kebahagiaan tanaman itu sendiri".
Pemupukan
Secara teori, lahan PO akan semakin subur karena proses-proses yang diterapkan berpedoman pada pemeliharaan tanah. Tetapi realitanya, petani seringkali kurang memahami hal ini sehingga tanah selalu lebih banyak kehilangan unsur hara ---melalui erosi, penguapan, dsb--- dibandingkan dengan hara yang diberikan/ditambahkan. Maka prinsip pemupukan ditentukan oleh kepekaan kita dalam mengamati/menilai kapan tanaman kekurangan makanan.
Pengendalian HPT/OPT
PO berbasis pada keseimbangan ekosistem. Konsekuensinya semua organisme yang ada (termasuk hama) dipandang ikut berperan dalam proses keseimbangan tersebut. Dengan kata lain, tidak ada mahluk hidup yang tidak berguna. Yang diperlukan adalah mengendalikan hama/penyakit supaya tidak berada dalam jumlah berlebihan.
Pola tumpangsari, pergiliran tanaman, pemulsaan, rekayasa teknik menanam, dan manajemen kebun menjadi pilihan metode pengendalian HPT karena sesuai dengan prinsip keseimbangan.
Penggunaan pestisida alami diperlukan sejauh kita tahu bahwa di lahan PO sedang terjadi ketidakseimbangan, yang terlihat pada munculnya gangguan hama/penyakit. Kadar pemakaiannya juga tergantung dari tingkat gangguan yang ada.
Panen
Setiap langkah dalam proses produksi akan dinilai dari hasil panenan. Prinsip dalam panen adalah menjaga standar mutu dengan memanen tepat waktu sesuai kematangan. Cara pemanenan juga perlu berhati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau kehilangan hasil yang lebih besar.
Pasca Panen
Kegiatan pasca panen harus mampu menekan kerusakan hasil seminimal mungkin. Metode pengolahan yang dilakukan tidak boleh mengubah sama sekali komposisi bahan aslinya. Karenanya proses seleksi, pencucian, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan produk organik perlu berhati-hati agar kondisi tetap segar dan sehat ketika berada di tangan pembeli. Dalam PO, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian bahan pengawet atau perlakuan kimiawi lainnya dan seminimal mungkin melakukan proses pengolahan.
Dalam PO berlaku standar yang berfungsi sebagai pedoman bagi petani dan pelaku lain dalam menjalankan usahanya di bidang ini. Standar ini berisi prinsip-prinsip mendasar PO dan hal-hal umum yang sebaiknya dilakukan dan dihindari dalam bertani organik. Sebagai contoh, pemerintah telah menerbitkan SNI (Standar Nasional Indonesia ) 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik yang dapat menjadi acuan bagi para pelaku terkait pengembangan PO. Standar ini mengacu pada standar internasional yakni Codex CAC/GL 32/1999, dan cukup selaras dengan standar dasar IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement). BIOCert sendiri tengah mengembangkan standar PO yang selaras dengan pedoman di atas dan sesuai dengan visi dan misi BIOCert.
Lahan
Pada dasarnya semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan PO. Yang terbaik adalah lahan pertanian yang berasal dari praktek pertanian tradisional atau hutan alam yang tidak pernah mendapatkan asupan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida).
Namun, bila lahan yang digunakan berasal dari lahan bekas budidaya pertanian konvensional (menggunakan pupuk dan pestisida kimia), lebih dahulu perlu dilakukan konversi lahan. Konversi lahan adalah upaya yang bertujuan untuk meminimalkan kandungan sisa-sisa bahan kimia yang terdapat dalam tanah dan memulihkan unsur fauna dan mikroorganisme tanah. Lamanya konversi tergantung dari intensitas pemakaian input kimiawi dan jenis tanaman sebelumnya (sayuran, padi atau tanaman keras).
Masa konversi dapat diperpanjang/diperpendek tergantung pada sejarah lahan tersebut. Bila masa konversi telah lewat, lahan tersebut merupakan lahan organik. Bila kurang dari itu, maka lahan tersebut masih merupakan lahan konversi menuju organik.
Benih
Benih yang digunakan untuk budidaya PO adalah benih yang tidak mendapatkan perlakuan rekayasa genetika. Petani sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih hibrida yang telah beradaptasi dengan alam sekitar.
Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah memperolehnya dan murah harganya, bahkan petani bisa membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal usul yang jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar. Dengan memakai benih sendiri, petani juga tidak tergantung pada pihak luar.
Persiapan tanam
Lahan yang digunakan untuk produksi PO sedapat mungkin dijaga kestabilannya tanpa harus mengacaukan, yaitu berpedoman pada metode sedikit olah tanah (minimum tillage).
Tanam
Prinsip yang diterapkan dalam praktek penanaman PO selalu mencerminkan adanya tumpangsari agar tercipta keanekaragaman tanaman (varietas). Perencanaan dan teknik penanaman perlu disesuaikan dengan sifat tanaman, prinsip-prinsip pergiliran tanaman dan kondisi cuaca setempat.
Pemeliharaan Tanaman
Setiap tanaman memiliki sifat karakteristik tertentu, maka pemeliharaan tanaman ditentukan oleh sifat karakteristik tersebut. Dengan mengenali karakteristik tanaman petani dapat dengan mudah melakukan pemeliharaan yang sesuai, sehingga tujuan pemeliharaan tercapai yaitu "kebahagiaan tanaman itu sendiri".
Pemupukan
Secara teori, lahan PO akan semakin subur karena proses-proses yang diterapkan berpedoman pada pemeliharaan tanah. Tetapi realitanya, petani seringkali kurang memahami hal ini sehingga tanah selalu lebih banyak kehilangan unsur hara ---melalui erosi, penguapan, dsb--- dibandingkan dengan hara yang diberikan/ditambahkan. Maka prinsip pemupukan ditentukan oleh kepekaan kita dalam mengamati/menilai kapan tanaman kekurangan makanan.
Pengendalian HPT/OPT
PO berbasis pada keseimbangan ekosistem. Konsekuensinya semua organisme yang ada (termasuk hama) dipandang ikut berperan dalam proses keseimbangan tersebut. Dengan kata lain, tidak ada mahluk hidup yang tidak berguna. Yang diperlukan adalah mengendalikan hama/penyakit supaya tidak berada dalam jumlah berlebihan.
Pola tumpangsari, pergiliran tanaman, pemulsaan, rekayasa teknik menanam, dan manajemen kebun menjadi pilihan metode pengendalian HPT karena sesuai dengan prinsip keseimbangan.
Penggunaan pestisida alami diperlukan sejauh kita tahu bahwa di lahan PO sedang terjadi ketidakseimbangan, yang terlihat pada munculnya gangguan hama/penyakit. Kadar pemakaiannya juga tergantung dari tingkat gangguan yang ada.
Panen
Setiap langkah dalam proses produksi akan dinilai dari hasil panenan. Prinsip dalam panen adalah menjaga standar mutu dengan memanen tepat waktu sesuai kematangan. Cara pemanenan juga perlu berhati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau kehilangan hasil yang lebih besar.
Pasca Panen
Kegiatan pasca panen harus mampu menekan kerusakan hasil seminimal mungkin. Metode pengolahan yang dilakukan tidak boleh mengubah sama sekali komposisi bahan aslinya. Karenanya proses seleksi, pencucian, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan produk organik perlu berhati-hati agar kondisi tetap segar dan sehat ketika berada di tangan pembeli. Dalam PO, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian bahan pengawet atau perlakuan kimiawi lainnya dan seminimal mungkin melakukan proses pengolahan.
Dalam PO berlaku standar yang berfungsi sebagai pedoman bagi petani dan pelaku lain dalam menjalankan usahanya di bidang ini. Standar ini berisi prinsip-prinsip mendasar PO dan hal-hal umum yang sebaiknya dilakukan dan dihindari dalam bertani organik. Sebagai contoh, pemerintah telah menerbitkan SNI (Standar Nasional Indonesia ) 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik yang dapat menjadi acuan bagi para pelaku terkait pengembangan PO. Standar ini mengacu pada standar internasional yakni Codex CAC/GL 32/1999, dan cukup selaras dengan standar dasar IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement). BIOCert sendiri tengah mengembangkan standar PO yang selaras dengan pedoman di atas dan sesuai dengan visi dan misi BIOCert.
Sumber: www.organicindonesia.com
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Minggu, Desember 02, 2007
2
komentar
Apa Itu Pertanian Organik?
Alam mengajari kebajikan bagi umat manusia. Alam merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian, seperti organisme dengan organ-organnya. Semua bagian berjalan dalam harmoni, saling melayani dan berbagi. Tiap organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi dan memberikan sinergi untuk menghasilkan keseimbangan secara optimal, dan berkelanjutan. Setiap komponen tidak berpikir dan beraksi hanya demi ‘aku’, tetapi untuk ‘kita’: keseluruhan alam. Demikian halnya Alam, melindungi dan mengayomi bagian-bagiannya secara harmonis. Itulah organis, tidak egois.
Pertanian organik (PO) juga tunduk pada prinsip diatas, pada hukum alam. Segala yang ada di alam adalah berguna dan memiliki fungsi, saling melengkapi, melayani dan menghidupi untuk semua. Dalam alam ada keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Maka, PO pun menghargai keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Berjuta tahun alam membuktikan prinsipnya, tak ada eksploitasi selain optimalisasi pemanfaatan. Demikian halnya PO, tidak untuk memaksimalkan hasil, tidak berlebih; tetapi cukup untuk semua makhluk dan berkesinambungan. Inilah filosofi mendasar PO.
Perkembangan Pertanian Organik
Praktek pertanian yang menggunakan bibit unggul yang dihasilkan oleh perusahaan benih, bahan-bahan kimia buatan pabrik (agrokimia) ---baik untuk pemupukan lahan dan pengendalian hama--- awalnya dirasakan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. Namun, setelah beberapa dekade, praktek tersebut menimbulkan permasalahan khususnya terhadap kerusakan ekosistem lahan pertanian dan kesehatan petani itu sendiri.
Penurunan hasil pertanian yang dibarengi dengan meningkatnya daya tahan hama dan penyakit tanaman, disebabkan karena fauna tanah yang bermanfaat bagi tanaman semakin berkurang dan mikroorganisme yang berguna bagi kesuburan tanah pun nyaris hilang akibat pemakaian input agrokimia yang berlebihan. Bahkan, hama dan penyakit tanaman bukannya menurun, tapi justru semakin kebal terhadap bahan-bahan kimia tersebut. Sehingga, petani memerlukan dosis yang lebih tinggi lagi untuk membasminya. Ini artinya, petani tidak saja menebar racun untuk membasmi hama dan penyakit, tetapi juga meracuni dirinya sendiri.
Perhatian masyarakat dunia terhadap persoalan pertanian, kesehatan dan lingkungan global dalam dasawarsa terakhir ini semakin meningkat. Kepedulian tersebut dilanjutkan dengan usaha-usaha yang konkrit untuk menghasilkan pangan tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumber daya tanah, air, dan udara serta aman bagi kesehatan manusia. Salah satu usaha yang dirintis adalah dengan pengembangan PO yang akrab lingkungan dan menghasilkan pangan yang sehat, bebas dari residu obat-obatan dan zat-zat kimia yang mematikan.
Sebenarnya, PO ini sudah menjadi kearifan/pengetahuan tradisional yang membudaya di kalangan petani di Indonesia. Namun, teknologi pertanian organik ini mulai ditinggalkan oleh petani ketika teknologi intensifikasi yang mengandalkan bahan agrokimia diterapkan di bidang pertanian. Sejak saat itu, petani menjadi target asupan agrokimia dan tergantung dari pihak luar. Setelah muncul persoalan dampak lingkungan akibat penggunaan bahan kimia di bidang pertanian, teknologi PO yang akrab lingkungan dan menghasilkan pangan yang sehat mulai diperhatikan lagi. (Sutanto, 2002).
Apa dan Bagaimana Budidaya PO ?
PO merupakan pertanian yang selaras dengan alam, menghayati dan menghargai prinsip-prinsip yang bekerja di alam yang telah menghidupi segala mahluk hidup berjuta-juta tahun lamanya. PO merupakan proses budidaya pertanian yang menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman varietas, serta keharmonian dengan iklim dan lingkungan sekitar. Dalam prakteknya, budidaya PO menggunakan semaksimal mungkin bahan-bahan alami yang terdapat di alam sekitarnya, dan tidak menggunakan asupan agrokimia (bahan kimia sintetis untuk pertanian). Lebih jauh, karena PO berusaha ‘meniru’ alam, maka pemakaian benih atau asupan yang mengandung bahan-bahan hasil rekayasa genetika (GMO/Genetically Modified Organism) juga dihindari.
Kerapkali PO hanya dipahami secara teknis bertani yang menolak asupan kimiawi atau sebagai budidaya pertanian yang anti modernisasi atau disamakan dengan pertanian tradisional. Pemahaman ini sungguh kurang tepat. PO bukan sekedar teknik atau metode bertani, melainkan juga cara pandang, sistem nilai, sikap dan keyakinan hidup. PO memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling tergantung dan menghidupi, dimana manusia juga adalah bagian di dalamnya. Sistem nilai PO mendasarkan pada prinsip-prinsip hukum alam. PO juga mengajak petani dan manusia umumnya untuk arif dan kreatif dalam mengelola alam yang tercermin dalam sikap dan keyakinannya. PO juga tidak menolak penggunaan teknologi modern di dalam praktek budidayanya, sejauh teknologi modern tersebut selaras dengan prinsip PO, yaitu keberlanjutan, penghargaan pada alam, keseimbangan ekosistem, keanekaragaman varietas, kemandirian dan kekhasan lokal. Maka, baik kearifan tradisional dan teknologi modern yang tunduk pada prinsip alam, keduanya mendapat tempat dalam PO.
Gerakan PO mencoba menghimpun seluruh usaha petani dan pelaku lain, yang secara serius dan bertanggungjawab menghindarkan asupan dari luar yang meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Mereka juga berusaha menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah dan menggunakan sumberdaya alami seperti mendaur ulang limbah pertanian.
Budidaya PO, juga mendorong kemandirian dan solidaritas di antara petani sebagai produsen. Mandiri untuk tidak tergantung pada perusahaan-perusahaan besar penyedia pupuk dan bahan agrokimia serta perusahaan bibit. Solidaritas untuk berdaulat dan berorganisasi demi mencapai kesejahteraan, pemenuhan hak dan keadilan sosial bagi petani.
Sumber : www.organicindonesia.org
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Minggu, Desember 02, 2007
0
komentar
Label: Pedoman Sistem Organik
Sabtu, 01 Desember 2007
KAMI JUGA TANAM ROSELLA ORGANIK....
Foto di sebelah adalah Jafar nabiel Aqiella yang menunjuk tumbuhan organik bunga rosella, jafar adalah putra dari Hery Romadan salah satu anggota Taruna Tani Syifa Herbal . Rosella (Hisbiscus sabdariffa L.). Dari segi kesehatan, ternyata Rosela mempunyai manfaat untuk pencegahan penyakit. Menurut penelitian Ballitas Malang, bunga rosella, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal (juicy), misalnya Rosela Merah berguna untuk mencegah penyakit Kanker dan Radang, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan melancarkan buang air besar.
Kelopak bunga Rosela dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup dan teh, selai dan minuman, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal, yaitu Rosela Merah. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga Rosela, termasuk arginin dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, Rosela juga mengandung protein dan kalsium.
Di Malaysia, Roselle juga disebut Asam paya, Asam kumbang atau Asam susur, merupakan tumbuhan yang mempunyai keluarga yang sama dengan bunga raya/sepatu (Hibiscus rosasinensis). Tumbuhan Roselle ada yang mengatakan berasal dari India tetapi ada juga pendapat yang mengatakan Roselle berasal dari Afrika Barat. Tumbuhan Roselle ini semula diperkenalkan di Malaysia sejak lebih dari tiga abad yang lampau. Di India Barat disebut dengan Jamaican Sorrel.
Dalam berbagai manfaat rosella tersebut , kami tidak ingin mengurangi berbagai khasiat dari lebah tersebut sehingga kami menanam rosella secara organik....
Tanaman kami merupakan siklus kedua, artinya tanaman rosella kami yang pertama telah habis dan menyisakan 50 kg kelopak kering....saat ini rosella organik kami generasi kedua telah berumur 3 Bulan, diperkirakan bulan depan telah dapat dinikmati hasilnya....Disamping itu saat ini kami telah menyemai 2000 pohon rosella secara organik.......
Ayo beli rosella kering kami yang masih tersedia sebelum kehabisan.........
Dikirim oleh
Klinik Organik Samarinda
di
Sabtu, Desember 01, 2007
2
komentar
Label: Produk Organik Kami